Kab.Bandung-WIP.
Kelompok tani agroforestriy Sangkan hurip 1 Sub DAS Ciwidey,
Desa Cibodas, Kecamatan Pasir Jambu,
Kabupaten Bandung belum lama ini dikunjungi 7 kelompok tani agroforestry asal DAS Ciliwung, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor.
Kunjungan studi kelompok tersebut
bertujuaan untuk shering melihat perkembangan program agroforestri khususnya
tentang budi daya tanaman kopi yang ada di wilayah Sub DAS Ciwidey pada
DAS Citarum. Tak tanggung–tanggung
selain kelompok Tani agroforestry Wilayah DAS Ciliwung, dalam
rombongan hadir pula pihak Kecamatan, Kepala Desa, Pendamping serta jajaran lainnya.
Ketua kelompok tani agroforestri Sangkan Hurip 1 Sub DAS Ciwidey, Elan menerangkan, dirinya sangat bersukur
bahwa kelompoknya dikunjungi
para kelompok agro asal DAS
Ciliwung, dirinya sangat terbuka lembaga
mana saja yang akan berkunjung ke wilayahnya. Sangkan Hurip juga akan berbagi
pengalaman tentang cara budidaya kopi, mulai dari persemaian, penanaman, pasca
panen hingga pengolahan yang dikelola
kelompoknya, terang Elan.
Elan juga menuturkan, semenjak tahun
1991 dirinya merintis tentang
kelestarian Hutan khususnya blok
Cisepan, “Awalnya blok Cisepan itu
tanahnya keras ada pribahasa jika kaki
melangkah ke wilayah itu tajamnya minta ampun, batu -batuan pun berserakan.
Namun setelah kami bergerak bersama warga,
Alhamdulilah saat ini mulai tertata
semenjak itulah kami melakukan gerakan Cisepan
Hijau melalui kelompok Sangkan Hurip,” katanya.
Menurut Elan, kenapa dinamai
kelompok Sangkan Hurip? nama itu
mengandung arti Sa- sejahtera,
Ke-kebutuhan dan Hurip adalah Hidup satu tujuan, gotong royong, dan bekerja sama dengan
pemerintah. Salah satunya program Quick Wins Agroforestry yang sudah
berjalan.
“Alhamdulilah Pemerintahan Desa
sangat mendukung, dengan adanya dukungan dari Pemerintah Desa dalam program agroforestry di blok Cisepan saat ini sudah terawat dengan
baik. Bukan itu saja, jika didorong
pemerintahan desa semua program warga akan jadi mudah prosesnya,” tuturnya.
Elan melanjutkan, dengan adanya
Program agroforestry, ia punya harapan besar diantaranya sejahtera warganya,
lestari hutannya, dan aktif lembaganya.
“Kelompok kami akan berusaha aktif dalam program tersebut, pembicaraan
ini bukan asal asalan tapi fakta,” terangnya.
Selain itu, menurut Elan,
kelompoknya akan terus melakukan gerakan bersama warga untuk menanam pepohonan.
“Karena dengan menanam satu pohon saja mengandung oksigen untuk 7 orang, coba bayangkan jika menanam 400
pohon x 1 ha, jika ditanam pohon
25 ha mengeluarkan oksigen sudah
berapa ratus atau ribu orang,” lanjut Elan
Di juga mengucapkan terimakasih
atas segalah bantuan yang diberikan pada kelompoknya mulai dari pemerintahan desa, kecamatan,
Pemerintah daerah dan pemerintah terutama warga setempat, sehingga kelompoknya bisa berbagi pengalaman
kelompok tani Agro DAS Ciliwung , pungkasnya.
Tempat terpisah, Pelaksana Teknis Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan
(RHL) Sub DAS Ciwidey, Utang Abdul Madjid, S.Hut.MM menerangkan, maksud dan tujuan
kelompok agro studi banding ke kelompok
Sangkan Hurip I tiada lain untuk
melihat perkembangan kopi, baik cara budi daya, proses pasca panen dan proses proses lain tentang kopi.
Seain itu akan shering mengenai
pengembangan program agroforestri di Subdas Ciwidey, mulai perkembangan tanaman kayu-kayuan dan buah buahan,
cara menanam model jersi, jarak tanam serta lainya, disamping itu mereka akan
sehering tentang perkembangan ekonomi, penguatan kelembagaan serta
pengembangan lain dalam program
agroforestri, terangnya.
Abdul Madjid menambahkan, cecara
tidak langsung 7 kelompok yang berasal dari kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Das Ciliwung itu akan mendapatkan bantuan dari Pemrov
Jabar untuk petani kopi.
Kenapa difokuskan di kelompok itu?
Menurutnya, kelompok tani Sangkan Hurip 1 sudah
punya pengalaman tentang bertani
kopi sebelum mendapatkan bantuan
agroforestry mereka sudah sewadaya
tentang budidaya kopi, terangnya.
“Mudah-mudahan dengan adanya
kunjung kelompok tani dari Bogor, mereka bisa mengembangkan mulai dari
pemerintahan desa, pendamping dan para kelompoknya apa yang mereka dapatkan dari
lokasi yang dikunjungi bisa dikembangkan di sana,” pungkasnya.*Uden